Berdasarkan fakta yang diperoleh dari hasil riset oleh Ponemon Institute menyebutkan bahwa kerugian dowtime secara finansial adalah sebesar $740,357 setiap kejadian. Tercatat beberapa penyebab downtime data center, antara lain adalah karena kegagalan sistem UPS (Uninterruptible Power Supply) (25%), serangan cyber (22%), human error (22%) serta kegagalan generator (6%).
Selain berdampak pada kerugian finansial, kerugian downtime juga terjadi pada kerusakan data kritikal, terhambatnya produktivitas perusahaan, rusaknya peralatan serta asset lainnya, hilangnya kepercayaan dari stakeholder, rusaknya merk dan rusaknya reputasi. Tercatat juga bahwa kerugian finansial rata – rata dialami oleh perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dampak Downtime
Beberapa dampak kerugian downtime antara lain adalah:
- Hilangnya pendapatan penjualan
- Hilangnya produktivitas pegawai karena sistem atau internet menjadi tidak berfungsi
- Bertambahnya biaya lembur pegawai karena mengikuti tenggat waktu selama gangguan terjadi
- Adanya biaya pemulihan IT
- Adanya biaya pemulihan sistem IT karena kemungkinan hilangnya data penting perusahaan
- Pelanggan menjadi tidak puas
- Menurunnya moral pegawai akibat stress
- Rusaknya loyalitas
- Rusaknya reputasi
Menurut sebuah studi pada November 2016, bahwa telah terjadi peningkatan downtime sebesar 38% sejak tahun 2010. Ini membuktikan bahwa Data Center menyebabkan kelumpuhan yang tidak direncanakan, baik berdasarkan premis maupun offsite. Outage mengakibatkan kegagalan jaringan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan bisnis yang mengakibatkan pengeluaran biaya yang banyak.
Serangan cyber merupakan salah satu penyebab gangguan data center yang paling parah. Hal ini meningkat pesat dari tahun 2010 sebesar 2% naik menjadi 18% pada tahu 2013. Dan pada penelitian terbaru kembalkli mengalami kenaikan sebesar 22%.
Downtime bisa menyebabkan sesuatu yang lebih parah. Hal ini berdasarkan studi IHS Markit pada tahu 2015. Sebuah perusahaan di Amerika Utara telah kehilangan biaya hingga USD 700miliar dalam satu tahum karena pemadaman listrik. Di dalamya termasuk kerugian sebesar 78% akibat menurunnya produktivitas pegawai.
Penyebab Pengeluaran Downtime
Setiap hari downtime akan mengeluarkan biaya yang signifikan seperti berikut ini:
- Menemukan penyebab downtime: Biaya untuk melakukan deteksi, menyelidiki peristiwa pemadaman baik secara parsial maupun menyeluruh.
- Mencegah potensi gangguan: Biaya dikeluarkan dalam rangka mencegah penyebaran gangguan yang berpotensi menyebabkan gangguan yang lebih besar.
- Biaya untuk pemulihan: Biaya dikeluarkan untuk memulihkan kembali jaringan pada keadaan normal.
- Biaya peralatan: Biaya pembelian serta perbaikan peralatan yang baru.
- Biaya Respon ex-post: Biaya insideentil setelah peristiwa yang berhubungan dengan gangguan bisnis serta pemulihan
- Biaya pihak ketiga: Biaya kontraktor serta pekerjaan proyek.
- Hilangnya produktivitas IT: Hilangnya waktu serta biaya sehubungan dengan tidak bisa bekerjanya pegawai IT.
- Hilangnya produktivitas pengguna: Hilangnya waktu dan biaya terkait dengan pengguna akhir.
Solusi Mengurangi Downtime
- Untuk mengurangi downtime pada jaringan Anda, Anda bisa mengalihkan IT yang mana nantinya akan memberikan manfaat seperti berikut ini:
- Pencegahan proaktif bagi kelangsungan bisnis Anda
- Dukungan jaringan dan server dari para insinyur IT yang memiliki pengetahuan luas
- Layanan keamanan IT untuk memantau jaringan danserver Anda
- Perlindungan data
- Email yang dihostimg
- Anggaran tetap bagi layanan IT terkelola (Managed IT Service)
Solusi Power Backup milik Riello dan AOSIF
Solusi ini adalah untuk memberi pasokan listrik pada data cenhter selama 24 jam, karena data center perlu arus listrik selama 24 jam dan tidak boleh mati walau hanya sesaat saja. Di sinilah butuh peranan dari UPS (Uninterruptible Power Supply) serta genset untuk mencegah downtime yang diakibatkan karena pemadaman listrik. Hal ini terkadang kurang diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mengabaikan peran penting sumber daya alternatif di Data Center.
Adanya strategi proaktif sangat pentiing, yang mana sekaligus juga merupakan pemahaman mengenai dampak kerugian downtime terhadap kelangsungan bisnis perusahaan Anda. Penting bagi Anda untuk melihat aset serta sumber daya IT secara strategis. Dan salah satu cara perencanaan strategis dalam rangka mencegah dan meminimalisir adanya gangguan jaringan adalah outsorcing IT.